Ide Menulis Bagi Guru
Resume hari ke-1
Pada pertemuan yang pertama di Belajar Menulis gelombang
23 ini akhirnya saya memberanikan dan memaksakan diri untuk menulis resume dari materi yang
telah dipaparkan oleh pemateri yaitu bapak Wijaya Kusuma, M.Pd yang akrab disapa Om
Jay dan dipandu oleh moderator yang catik ibu Maesaroh.
Kenapa saya mengatakan
memberanikan dan memaksakan diri?
Ya, karena di grup biasanya saya hanya
berperan sebagai penyimak dan hampir tidak pernah berkomentar, kalau istilah saya
pemeran netral yaitu pemeran yang hampir tahu segala aktifitas yang ada di dalam
grup, tetapi hanya memilih diam. Wajar jika pak Muliadi, S.Pd M.Pd menjuluki saya pendiam, bahkan
di dalam grup pun saya memilih diam saja dan lebih nyaman menyimak. Namun, sebenarnya saya orangnya ramai alias cerewet. Well, kali
ini saya akan mencoba membuat resume dari apa yang dipaparkan oleh om Jay.
Materi yang pertama yaitu tentang Ide Menulis Bagi Guru. Om Jay memaparkan bahwa
ide itu ada dimana-mana. Semua ada di depan kita. Hanya saja kita belum terbiasa
menulis. Padahal kita bisa eksis dan narsis karena menulis.
Selanjutnya beliau
menuliskan bahwa ide menulis bisa dimulai dari diri sendiri. Apa lagi kita
sebagai guru, banyak ide di depan mata bermunculan. Bisa ide datang dari
pengalaman mengajar yang menyenangkan atau bisa jadi dari murid-murid kita yang
sudah sukses menjadi terkenal. Memang benar demikian, saya pun sering
mendapatkan ide-ide dari murid-murid saya saat sedang berada di dalam kelas.
Om
Jay lalu mengajak untuk melihat sekeliling kami dan menanyakan siapa saja yang
ada di depan kami? Nah, dari hal-hal itu kita bisa menjadikannya bahan tulisan
bahkan menurut om Jay pengalaman pribadi pun bisa menjadi ide untuk menulis.
Bagimana Cara
Menulis Tanpa Ide?
Saya pun tertegun. Bagaimana mungkin bisa menulis tanpa
ide? Lalu om Jay melanjutkan pembahasannya bahwa cara menulis tanpa ide dengan
cara menuliskan apa yang Anda rasakan, apa yang Anda lakukan, dan apa yang Anda
inginkan. Menulis pada hakekatnya menyampaikan pesan itu kepada pembaca. Akhirnya saya paham, ternyata itu maksudnya.
Selanjutnya, beliau memaparkan bahwa dalam
menulis buatlah pembaca tertarik di awal alenia sehingga pembaca akan
melanjutkan ke alenia berikutnya. Sejenak saya berpikir. Apakah alenia pertama
tulisan saya ini sudah menarik? Emm semoga saja menarik. ngarep.com.
Om Jay
mengatakan, beliau menulis dengan memulai alenia pendahuluan. Bisa menyapa
pembaca dan bisa juga langsung kepada pesan yang disampaikan.
Setelah memaparkan
bagaimana menulis tanpa ide. Om Jay melanjutkan materinya. Beliau menuliskan
bahwa rata-rata guru Indonesia sekarang sudah sarjana S1. Oleh karena itu,
kemampuan menulis guru Indonesia sebenarnya tidak diragukan lagi. Sebab sudah
pernah menulis skripsi bahkan ada yang sudah menulis tesis dan disertasi. Nah,
yang jadi masalah sebenarnya kurangnya latihan dan tidak sempat membaca tulisan
orang lain, dengan kata lain malas membaca. Itulah banyak guru yang belum terampil menulis.
Jadi intinya
menulislah dan biarkan ide itu datang dengan sendirinya. Baca apa pun yang ada
di sekitar kita. Kalau istilah saya, baca bisikan alam dan tuliskan apa pun yang
ingin Anda tuliskan.
Terakhir untuk menutup tulisan ini, mantra ajaib dari om
Jay yang sering saya baca menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
Berani terima tantangannya?
InsyaAllah.
Tolitoli, 18 Januari 2022.
Mantap, tulisannya bagus, ingat ada pepata Diam itu indah, Diam itu Emas
BalasHapusTerima kasih.
BalasHapusSukses selalu untuk kita. Tetap berkarya dengan tulisan.
Lanjut, smangat Bu
BalasHapusTerima kasih. InsyaAllah semangat.
HapusKereen.....salam literasi
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan mampir.
HapusSalam literasi
Pink pink.. ketemu lagi di sini..
BalasHapusPokoknya jadi cerah ceria.
Sengaja pilih latar pink supaya kayak kembali jadi anak ABG.
HapusTerima kasih sudah mampir.di blogku yang pink ini.