Minggu, 30 Oktober 2022

Cantik Itu Perlu, Tapi Sehat Itu Penting dengan Glazed Skin B Erl

  


Siapa sih yang tidak  menginginkan kulit cantik? Tentu saja, semua orang menginginkan kulit cantik, baik itu laki-laki maupun perempuan, muda ataupun tua. Sehingga semua pada  berlomba-lomba mempercantik diri. Akan tetapi, terkadang banyak yang menggunakan cara instant untuk mendapat kulit cantik tanpa memperdulikan kesehatan. Perlu kita ingat bahwa segala sesuatu itu butuh proses, cantik pun demikian. 

Untuk mendapatkan kulit cantik dan menawan atau istilah kerennya nih glazed skin kita perlu merawat kulit kita dengan benar. Nah, ada beberapa cara atau tips cantik dan sehat agar kulit menjadi glazed:

  • Memperhatikan pola makan yang sehat.

Loh, apa hubungannya dengan pola makan? Ya, pola makan yang tidak sehat alias tidak benar, itu berpengaruh pada kesehatan kulit. Misalnya nih, kita banyak makan makanan yang berminyak apa lagi seperti  junk food itu bisa menimbulkan jerawat pada kulit wajah, makanan cepat saji, coklat, kacang-kacangan. Nah, untuk mendapatkan kulit yang sehat sebaiknya kita mengurangi mengkomsumsi makanan tersebut kalau perlu menghindarinya dan lebih memperbanyak mengkomsusi buah-buahan atapun sayur-sayuran.

  • Jangan mudah stres.

Stres itu bisa menimbulkan masalah juga pada kulit loh, apa lagi stresnya disimpan sendiri. Kok bisa gitu? Nah, perlu kita ketahui bahwa ternyata ketika kita stres hormon  kortisol dalam diri kita meningkat  sehingga itu dapat memicu produksi minyak yang berlebihan pada kulit. Dengan begitu, ketika kita mengalami stres, maka terkadang banyak bertebaran jerawat di wajah atau pun bagian tubuh lainnya. Oleh karena itu kita harus pandai-pandai mengolah stres.

  • Tidur yang cukup

Pada saat tubuh beristirahat yaitu dalam kondisi tidur, maka kulit akan lebih fokus melakukan proses regenerasi, memperbaiki sel-sel jaringan yang rusak pada kulit, selain itu aliran darah menjadi lebih lancar. Sehingga dengan tidur yang cukup kita akan mendapatkan kulit yang sehat,  glowing, bisa mengurangi keriput halus pada wajah, dan yang pastinya menjadi glazed skin, dong.

  • Memperbanyak Minum air putih.

Manfaat minum air putih sangat banyak dan salah satunya untuk menjaga kelembaban pada kulit, sehingga dengan banyak mengkomsumsi air putih kita akan terhindar dari penuan dini. Jadi mulai sekarang rajin-rajinlah mengkomsumsi air putih.

  • Menggunakan skin care yang benar

Banyak orang yang menginginkan kulit cantik, putih, bersih, dan glowing. Sehingga tak jarang banyak orang terutama kaum perempuan asal memilih skin care, asalkan cepat dan murah. Bahkan tak perduli lagi apakah skin care itu aman bagi kulit dan bisa membuat kulit sehat. Sehingga bukannya cantik, eh malah burik. Nah, sekarang ada nih produk skin care yang aman, tentunya sehat untuk kulit, dan yang pastinya kulit menjadi glazed. Mau dong kulit, putih, qlowing, glazed, plus sehat? Nah, beralih ke glazed skin B Erl aja dan rasakan manfaatnya.


Oke, sekian tips dari saya. Semoga bermanfaat...! 

Tetap cantik dan sehat dengan glazed skin B Erl.

Senin, 28 Maret 2022

Proses Menulis Hingga Memiliki Buku Karya Sendiri




Beberapa teman mengatakan kalau sebenarnya saya itu salah ambil jurusan waktu kuliah. Seharunya saya ambil jurusan sastra, bukan matematika. Kenapa? Ya, karena hobi saya menulis. 


Well, saya akan membagikan sedikit pengalaman saya tentang kepenulisan. Dalam kepenulisan sebenarnya saya masih amatir, tetapi saya bercita-cita menjadi seorang penulis hebat dan sukses. Aamiin..


Ya,  seperti yang saya tuliskan sebelumnya, kalau basic saya sebenarnya matematika, jadi kalau dalam kepenulisan saya masih pemula, tetapi alhamdulillah saya sudah menulis 6 buku solo. 4 buku kumpulan cerpen dan 2 buku novel. Kemudian 1 lagi buku kumpulan puisi yang saya tulis bersama teman-teman komunitas, dan ada beberapa antologi hasil lomba menulis. Sekarang saya sementara menggarap novel terbaru saya, alhamdulillah sudah ada dalam tahap proofreading dan editing.


Awal menulis, saya menulis non-fiksi berupa naskah pidato, ceramah, dan makalah ilmiah. Itu hanya untuk keperluan lomba. Dapat juara? Alhamdulillah pernah. 


Untuk menulis fiksi sebenarnya hanya iseng-iseng saja mengisi kebosanan hingga keisengan itu akhirnya menjadi sebuah hobi. Setiap ada ide pasti saya tulis, TIDAK PERDULI TULISAN ITU BAGUS ATAU JELEK, BENAR ATAU SALAH. Saya terus menuliskan setiap ada ide yang datang menghampiri, saya TULIS APA ADANYA. Toh yang baca saya sendiri. Ya, waktu itu saya belum percaya diri mempublikasikan tulisan-tulisan itu dan memang tujuannya hanya konsumsi pribadi saja. Tak pernah terpikirkan suatu hari menjadikannya sebuah buku.


Suatu hari saya melihat pengumuman lomba menulis cerpen di kampus yang diadakan oleh fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, saya pun mencoba ikut. Waktu itu teman saya sempat menertawakan karena tidak percaya kalau saya bisa menulis cerpen, tetapi saya tetap mengirimkan tulisan itu ke panitia lomba dan saya tidak menyangka kalau ternyata cerpen saya juara 2. Dari situ saya mulai percaya diri ternyata saya juga bisa menulis  dan alhamdulillah lagi cerpen saya bisa mengalahkan anak-anak sastra. Saya semakin semangat menulis.


Dan saya pun akhirnya memiliki mimpi suatu hari bisa menerbitkan karya saya sendiri.


Setelah diwisudah, saya pun akhirnya harus pulang kampung. Saya sempat merasa sedih bahkan sampai menangis. Saya pikir saya tidak akan bisa mewujudkan impian saya itu. Ya, secara pulang kampung di desa kecil nan terpencil plus tidak ada jaringan telepon, apa lagi internet. Bagaimana mungkin saya mewujudkannya? Sungguh itu mustahil. Ya, itu yang saya pikirkan waktu itu.


Ternyata ketika di kampung. Saya ditawari ikut lomba menulis makalah ilmiah mewakili kecamatan dan tanpa ragu saya menerima tawaran itu. Alhamdulillah dapat juara, meski hanya harapan 1.


Saya terus menulis, baik itu tulisan fiksi atau pun non-fiksi. Ya, saya tidak memilih-milih dalam menulis. Pokoknya tulis apa pun yang hinggap di kepala.


Lalu tulisan-tulisan berupa cerpen saya kumpul menjadi satu dan saya kirimkan ke penerbit. Tahun 2016 buku kumpulan cerpen saya yang pertama berjudul Menanti Senja di Pantai Losari akhirnya terbit. Ya meski pun ternyata masih banyak kesalahan-kesalahan penulisan di dalamnya karena memang saya hanya menulis secara otodidak. Kalau saya kembali membaca tulisan saya itu, jujur saya merasa malu sendiri. 


Di tahun yang sama saya mengenal penerbit MM yang sekarang  Mudilan Med, saya pun menerbitkan buku kumpulan cerpen kedua saya yang berjudul Cinta yang Terlupakan. Lalu kembali saya menerbitkan buku kumpulan cerpen saya yang berjudul Tentang Sebuah Tragedi di penerbit J-Maestro.


Tahun berikutnya, buku saya terbit lagi di Mudilan Med,  buku kumpulan cerpen Suatu Hari Bersama Yuan. 


Sembari menulis cerpen saya juga menggarap sebuah novel. Naskah novel yang pertama itu, saya coba mengirimkannya ke salah satu penerbit mayor dan ternyata tidak lolos seleksi alias ditolak. Hehehe...  Saya kembali merevisi naskah itu. Saya pun mulai ikut kelas-kelas menulis online baik yang free atau pun berbayar, selain itu memperbanyak membaca buku tentang kepenulisan dan juga novel, selain itu saya bergabung di grup-grup kepenulisan di fb atau pun grup WA. Hingga saya bersama seorang teman  mendirikan komunitas menulis di daerah kami dan dari komunitas itu saya beserta teman-teman menulis kumpulan puisi, lalu menerbitkannya di penerbit Mudilan Med. 


Ya, setiap tahun saya selalu berusaha minimal ada satu buku karya saya yang terbit. 


Terus berkarya tanpa henti, teruslah menulis untuk meninggalkan jejak di dunia ini dalam artian biarkan karya-karya itu membuktikan bahwa dirimu pernah ada di dunia ini.


Itulah perjalanan menulis saya. Ya, tidak ada yang instan di dunia ini, bahkan mie instan saja masih butuh proses agar bisa dikonsumsi. Hehhehe... Apatah lagi untuk sebuah kesuksesan. Benar apa betul?


Teruslah berproses hingga kau menggapai kesuksesan yang kau impikan. Jangan takut gagal karena kegagalan adalah salah satu proses untuk meraih kesuksesan.



 Semoga bermanfaat.


Terima kasih.


Tolitoli, 28 Maret 2022

Jumat, 04 Maret 2022

Jejak Sejarah di Kota Berru

Jejak Sejarah di Kota Berru

Oleh: Marhani Kani


Kembali rombongan kami bertandang ke kota Berru atau Barru, kampung halaman ibu saya. Malam sebelumnya juga kami ke Barru tepatnya di Palandro dan kali ini kami di Mattoanging.

Kali ini kami mengunjungi rumah keturunan raja Barru, rumah keluarga bapak bupati Tolitoli Amran H. Yahya. Kedatangan rombongan kami disambut hangat oleh tuan rumah.


Rumah panggung bergaya khas Bugis itu tampak indah, di anak tangganya dijejer beberapa pot tanaman hias yang beraneka ragam menambah keindahan rumah itu. Saat masuk di rumah, di dalam rupanya sudah tersedia hidangan makan malam dan beberapa bosara' yang berisi kue khas Bugis, ada burongko, kue sikaporo', saya tak tahu apa lagi.


Setelah bapak bupati duduk, tuan rumah kalau tidak salah namanya etta Pudding menunjukkan sesuatu kepada beliau. Sebuah kitab bersampul hijau, kalau saya tilik sampulnya itu dari kain, mungkin sampul aslinya sudah rusak.


 "Ini asli tulisan lontara." ujar sang tuan rumah memperlihatkan kitab itu.


Saya pun langsung antusias, terbesit rasa ingin memegang dan melihatnya. Namun saya segan dan malu tentunya. Seperti biasa jika menemukan hal baru jiwa kekepoan saya bergejolak. Saya harus melihat dan memegangnya langsung. Kalau tidak saya akan menyesal seumur hidup. Hehehhe hiperbola banget. Ya, kesempatan tak akan datang dua kali, bukan? Nah, saya tidak akan melewatkan kesempatan itu. 


Tak lama berselang kami dipersilahkan menikmati jamuan makan malam yang menggugah selera.


Usai makan, saya langsung mendekati sang tuan rumah dan meminta izin melihat kitab itu. Sungguh tak saya duga beliau dengan senang hati memperlihatkannya dan ibu dari tuan rumah yang usianya mungkin sepantaran indo mendekati saya.

"Tau baca?"

"Tidak. Saya pernah belajar huruf-huruf (alfabet) lontara, tapi belum begitu bisa membaca. Saya juga punya satu di rumah."

Ya, saya punya satu di rumah, tetapi itu kitab dari Soppeng punya ambo alias bapak saya. Ambo pernah mau memberikan ke orang, tetapi saya tidak mau memberikannya. Itu aset loh dan sangat berharga bagi saya, apa lagi itu bukan hanya sebuah kitab biasa, itu adalah tafsir Al-Quran tetapi dalam bahasa Bugis.

Karena saya belum bisa membacanya dan kalau pun saya bisa, tak akan cukup memahaminya dalam waktu sesingkat itu. Lagi jiwa kekepoan saya memaksa untuk bertanya.

"Ini isinya tentang apa?"

"Tentang keadilan, kejujuran, kebenaran."

"Oh, berarti mengenai hukum, ya Bu?"

"Iya. Di lemari itu ada beberapa barang peninggalan raja."

Mata saya langsung tertuju ke sebuah lemari. Benar saja di sana ada beberapa barang klasik, seperti gelas, piring, teko, dan masih banyak lagi.

" Boleh saya lihat dan ambil gambar?"

"Boleh."

Beliau mempersilahkan saya melihat isi lemari itu dan mengambil gambar. Pastinya saya sangat senang. 


Setelah saya kembali ke tempat duduk, beliau menunjukkan lagi sebuah benda di atas meja yang berada di depan pak bupati. Itu adalah sebuah piring Besar berwarna putih pudar, mungkin karena dimakan usia.

"Aga asenna ero?"

"Penne sima' berisi 12 nama malaikat."

"12 belas malaikat? Emang malaikat ada berapa? Emm setahuku kalau dalam Al-Quran malaikat cuman 10 deh." gumamku dalam hati. 

Sima' itu dalam bahasa Bugis adalah jimat dan memang piring itu adalah piring jimat kerajaan Bugis Barru. 

"Itu bagus kalau di simpan di HP. Bisa dijadikan jimat."

Wadduh, berhubung saya tidak percaya dengan jimat. Saya meng-oh saja. 

"Boleh ambil fotonya."

"Matuppi, engaka mopi etta." 

Saya tidak enak dong majulu'-julu' alias nyelonong ke depan bapak bupati, tidak sopan banget.

"Tidak apa. Nanti saya temani." 

Beliau langsung berdiri mengantar saya. Semua mata tertuju ke arah kami berdua termasuk ibu dan pak bupati, mungkin beliau berpikir, mau ngapain ini anak satu? Hahahah... Ah, biarlah mereka dengan pikiran masing-masing yang penting dapat ilmu dan bisa menghilangkan rasa penasaran saya.

"Magai?" tanya pak bupati.

"Melo mitai iye pennewe, mau liat ini piring."

Saya pun membidikkan kamera HP saya. Lalu kembali ke tempat duduk. Lagi saya masih menggali informasi mengenai kerajaan Bugis Barru.



"Piring itu usianya sudah berapa tahun?"

"Saya tidak tahu. Tapi sudah ada sejak zaman Belanda."

Seketika saya berdecak kagum.

"Di atas masih ada beberapa peninggalan kerajaan, cuman tidak terawat lagi dan sudah banyak yang pecah," imbuh salah seorang ibu yang juga dari keluarga itu.

"Wah, bagus dimusiumkan itu," ujar saya.

"Iya."

Sementara asik bercakap-cakap, handphone saya berdering. Itu telepon dari kak Saleh, kakak saya. Ternyata sudah mau berangkat lebih dulu, alias memisahkan diri dari rombongan.

Saya pun pamit kepada tuan rumah, ibu dan pak bupati beserta rombongan sembari mengucapkan terima kasih.


Sungguh saya sangat senang dan bersyukur bisa mendapatkan sesuatu yang sangat berharga di kampung halaman ibu saya.


Barru, 5 Maret 2020.

Senin, 14 Februari 2022

Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku




Resume ke-13

"Jika kamu tidak dapat menjelaskan sesuatu dengan sederhana, kamu tidak cukup memahaminya*"- Albert Einstein.

Pertemuan demi pertemuan telah terlewati dan tidak terasa ternyata kita sudah berada pada pertemuan yang ke-13 saja. 

Materi pada pertemuan kali ini adalah tentang Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku.

Sebelum masuk materi inti, terlebih dahulu kita mengenal narasumber dan moderator kita pada pertemuan kali ini yaitu bapak Susanto, S.Pd.  dan Pak Muliadi, S.Pd, M.Pd.

Pak Susanto, S.Pd yang lebih akrab dipanggil pak D ini adalah peserta kelas Omjay Gelombang 15. Menulis blog pada tahun 2009, namun benar-benar 'ngeblog' sejak pandemi Covid-19. 

Pendidikan beliau adalah S1 PGSD BI(2017) di Universitas Terbuka UPBJJ Palembang  dan S1 PBSI (2016) di STKIP PGRI Lubuklinggau. Ada pun keahlian pak D yaitu Penulis, kurator konten, dan editor.

Sedangkan pak moderator kita yaitu pak Muliadi, S.Pd, M.Pd. Kalau beliau sendiri adalah senior saya di SMK Negeri 1 Tolitoli, kami sama-sama guru matematika. Beliau juga adalah seorang penulis.

Well, kita langsung ke materi yaitu tentang Proofreading Sebelum Menerbitkan Buku.


Apa itu Proofreading?


Proofreading disebut uji-baca, yaitu membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Jadi, dengan melakukan proofreading, kesalahan dapat diminimalkan. Ada pun kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.


Lalu, apa perbedaan antara Proofreading dan editing?


Meski keduanya sama-sama memeriksa, mengoreksi, dan membenarkan suatu tulisan, tetapi keduanya memiliki perbedaan yang sangat besar. Editing itu sendiri lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah tulisan. Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.


Apa Tugas Seorang Proofreader?


Nah, Tugas seorang proofreader di sini bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca. Seorang proofreader juga harus bisa memastikan bahwa tulisan itu bisa diterima logika dan dapat dipahami pembaca nantinya.

 

Maka seorang proofreader harus bisa genali hal-hal berikut ini:


1. Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak

2. Susunannya sudah tepat atau belum

3. Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak


Jadi tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.


Mengapa harus melakukan proofreading?


Proofreading adalah tahapan yang penting, apa lagi jika berniat menertibkan karya tulis itu kepada public dan tentu saja termasuk dalam tulisan di blog.


Salah satu caranya mintalah seseorang untuk membaca karya tulis kita, lalu mengoreksinya, dan pastikan si proofreader adalah orang-orang yang memang sudah tahu atau ahli dalam hal ini. Lalu, bagaimana jika si penulis sendiri yang melakukannya? Tentu saja bisa, akan tetapi pastikan tulisan itu telah selesai. Karena terkadang saat kita sedang menulis muncul keinginan untuk memperbaiki tulisan kita, takut tulisan itu jelek, tidak enak dibaca, banyak kesalahan, dan sebagainya. Sehingga sebelum tulisan itu belum jadi kita sudah melakukan proofreading dan terjebak untuk segera memperbaiki, lalu pada akhirnya tulisan itu tidak selesai-selesai.


Meskipun proofreading itu dilakukan oleh penulisnya sendiri, namun si penulis harus bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya penulis secara objektif. Oleh karenanya, proofreader bertindaklah sebagai seorang “pembaca”. Apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit?


Bagaimana agar bisa objektif?


Agar lebih objektif dalam menilai tulisan sendiri, maka yang harus dilakukan yaitu  terlebih dahulu endapkan beberapa jam atau beberapa hari.  Hal ini dilakukan agar membebaskan pikiran dari ide yang baru saja dituliskan . Selanjutkan memposisikan diri kita sebagai calon pembaca.


Ada pun langkah-langkah Proofreading: 


1. Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.


2. Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.


3. Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat-kalimat yang ambigu.


4.  Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit, pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI, konsistensi nama dan ketentuannya, serta perhatikan judul bab dan penomorannya.


Selain itu, hindari kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya _typo_ atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kemudian hindari memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.


Demikian resume dari pemaparan materi yang luar biasa oleh Pak D. 


Segala sesuatu butuh proses, tak ada yang instan di dunia ini bahkan mie instan pun masih butuh proses hingga bisa dimakan. Maka teruslah berproses. Teruslah menulis, biarkan tulisanmu berproses hingga nanti menjadi tulisan yang enak dan layak untuk dibaca.__Marhani Kani


Salam literasi

Salam sukses


Tolitoli, 14 Februari 2022

Selasa, 08 Februari 2022

Yuk Belajar Mengaji!

 Yuk belajar membaca Al-Qur'an!



Tak terasa sebentar lagi tamu agung kita akan bertandang, semoga kita masih diberikan kesempatan untuk menyambutnya dan menjamunya. Siapakah tamu spesial itu? Tentu saja bulan Ramadhan. Nah, sebelum sang tamu agung tiba, yuk kita persiapkan diri kita. Salah satunya perbaiki bacaan Al-Qur'an  agar nanti kita bisa lancar membacanya. Karena satu huruf saja kita baca insyaAllah akan mendapatkan ganjaran pahala sepuluh kali lipat. MasyaAllah, kan?


Bagi yang sudah bisa membaca jangan berhenti untuk belajar, terus belajar. Bagi yang belum lancar atau belum bisa, jangan malu untuk belajar meski pun usia tak mudah lagi. Tak ada kata terlambat untuk belajar, bukan? Apa lagi masih muda. 


Saya ingat pengalaman saya dua tahun lalu, waktu itu saya baru hijrah ke Tolitoli, memang salah satu niat saya hijrah ke Tolitoli mau belajar lagi. Akhirnya saya mendaftar di salah satu rumah tahsin yang mengajarkan tahsin dan tajwid. Sebelum masuk program, bacaan saya diuji dan di luar dugaan ternyata bacaan saya sangat hancur.  Saya merasa malu pada diri sendiri. Sungguh saya pikir bacaan saya selama ini sudah benar, makharijul hurufnya sudah benar, tajwid sudah benar, astagfirullah PD banget diriku. Ya, soalnya sudah berguru ke sana kemari, guru-guru saya pun bukan orang sembarangan, saya bener-bener berguru pada ahlinya. Untuk semua itu saya bersyukur memiliki indo  (panggilan ibu dalam bahasa Bugis) yang sangat mendukung saya belajar, sampai-sampai memaksa saya belajar, bahkan saya dipaksa masuk ke ponpes demi belajar ngaji. Saya sempat nangis dan mengurung diri di kamar karena tidak mau masuk pesantren. Tapi indo tetap kekeh memaksa saya karena waktu itu indo maunya saya jadi seorang qari'ah, tapi akhirnya gagal karena tidak ada modal suara. Heheh... Alhamdulillah meski pun sekarang saya tidak bisa menjadi qariah indo tak masalah yang penting saya sudah bisa ngaji. Itu sudah lebih dari cukup.


"Ah, maafkan anakmu ini Bunda yang tak bisa mewujudkan mimpimu dan terima kasih telah memaksaku untuk terus belajar. Hingga rasa keterpakasaan itu menjadi rasa cinta."


Tolitoli, 08 Februari 2022

Rabu, 02 Februari 2022

Apa itu Writer's Block?

Writer's Block


Resume ke-8

Pertemuan kali ini saya sedikit kurang semangat. Padahal perjalanannya masih panjang masih tersisa lebih kurang 22 pertemuan. Ini dikarenakan rancangan tulisan yang saya buat berantakan dan bingung mau menulis apa untuk melanjutakan tulisan. Leptop menyala, kertas, dan buku-buku pun berserakan. Beberapa kalimat yang saya tulis di kertas sepertinya tidak ada yang pas. Ingin berselancar di dunia maya mencari referensi, tapi jaringan tidak bersahabat. Jadilah kepala saya terasa mau pecah dan perut ini pun langsung terasa lapar, ingin makan yang manis-manis, tapi tak ada kecuali gula pasir. Hehehe

Saya tidak menyerah begitu saja dengan keadaan. Saya terus menggoreskan tinta pena saya meski arah tulisan itu tak jelas. Namun, semakin dipaksakan otok ini untuk berpikir bahkan semakin tidak bisa menulis apa pun. Pada akhirnya saya berhenti sejenak sambil merebahkan tubuh ini, mencari posisi yang nyaman.

Sepertinya saya terserang Writer's Block. 


Apa itu writer's block?

Materi pada pertemuan yang ketujuh ini tentang Writer's Block yang akan dipaparkan oleh ibu Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr dan ditemani oleh ibu Widya Setianingsih sebagai moderator.

Selanjutnya, ibu Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr memaparkan bahwa writer's block adalah istilah yang dipopulerkan pertama kali oleh psikoanalisis Edmund Bergler.

Writer's block adalah keadaan dimana kita merasa blank atau stuck saat sedang menulis. Writer's Block bisa menyerang siapa saja Baik itu penulis pemula maupun profesional. Penulis cerpen maupun puisi. Penulis artikel maupun jurnal ilmiah. Muda maupun yang tak lagi muda. Intinya jika dia seorang penulis pastilah pernah atau akan mengalami hal ini. Kenapa demikian?  Karena writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.

Sebenarnya writer's block dapat diidentifikasi dengan melihat tanda-tandanya. Jika kita merasa sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis, itu merupakan tanda-tanda kita terserang WB. Jika ada tanda-tanda itu muncul sebaiknya tidak membiarkannya sampai berlarut-larut karena itu akan membuat tulisan kita tidak akan selesai.

Berapa lama writer's block  bisa terjadi?

Tergantung, artinya setiap orang akan berbeda. Tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi writer's block  tersebut.

Nah, bagaimana mengatasi writer's block?

Untuk mengatasi writer's block langkah awal yaitu mengetahui penyebab terjadinya writer's block. Ada beberapa hal yang menyebabkan writer's block bisa terjadi di antaranya :

1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis

2. Stress

3. Lelah fisik/mental

4. Terlaku perfeksionis


Setelah mengetahui penyebabnya barulah kita bisa mencari solusinya.

1. Jika writer's block terjadi karena kita sedang mencoba metode/topik baru dalam menulis, maka teruslah berlatih dan belajar. 

2. Jika Stress, maka istirahatlah sejenak. Kalau saya biasanya refreshing, pergi ke pantai, membaca, nonton, atau makan yang manis-manis seperti coklat. Pokoknya melakukan hal-hal yang menghilangkan stress.

3. Jika itu karena lelah fisik/mental, maka tak ada jalan lain selain istirahat karena tubuh kita bukan robot.

4. Terlaku perfeksionis, menjadi perfeksionis itu boleh, namun terlalu perfeksionis itu bahaya. Maka biarkan tulisan itu mengalir apa adanya. Nanti setelah tulisan itu selesai, barulah diperbaiki. 

Setelah pemaparan materi, ibu Ditta Widya Utami, S.Pd. Gr menutup dengan pesan yang luar biasa.

"Kita harus banyak bersyukur ditakdirkan masuk menjadi anggota kelas menulis ini. 

Semuanya bukanlah kebetulan semata. 

Tapi ada visi dari Allah yang di amanahkan pada kita. 

So, jangan jadikan halangan sebagai sebab putusnya visi kita. 

Kata-kata penyemangat yg saya dapat dari bedah buku kemarin malam. 

Niatkan kuat-kuat dalam hati. 

Aku ingin menulis 1000 buku, dalam waktu 1000 tahun, meskipun 1000 rintangan silih ganti menghadang"


Teruslah mengepakkan sayap-sayap indahmu membumbung tinggi ke angkasa untuk meraih bintang impianmu dan jangan biarkan apa pun menghalangi jalanmu__Marhani Kani



Tolitoli, 2 Januari 2022

Salam leterasi.

Senin, 31 Januari 2022

Masalah Sampah Masalah Kita Bersama

 Masalah Sampah Masalah Kita Bersama



Dari dulu sampah merupakan masalah yang sangat serius di Indonesia terutama masalah sampah plastik.  Bahkan tak jarang kita temui sampah-sampah plastik ini berserakan di jalan-jalan atau pun ditumpuk di beberapa titik. Ini terjadi karena kurangnya kesadaran kita dalam menjaga kebersihan dan menganggap hal ini adalah hal biasa saja. Sehingga dengan entengnya membuang sampah sembarang dan bermasa bodoh dengan sampah-sampah itu.



Selain sampah-sampah plastik itu, sampah dari limbah rumah tangga pun turut menyertainya, dan tentu saja itu menimbulkan bau menyengat yang menganggu penciuman, selain itu juga tentunya sangat merusak pemandangan. Bahkan yang lebih parahnya sampah-sampah ini bisa mendatangkan penyakit . 



Tak dipungkiri bahwa masalah sampah tak akan pernah berujung selama ada kehidupan di muka Bumi ini. Meski demikian, masalah ini bisa diminimalisir. Contohnya saja di negara-negara maju seperti di Jepang. Jika kita berkunjung ke sana, maka kita tak akan menemukan masalah sampah seperti yang ada di negara kita, bahkan bisa dikata tak akan ada sampah yang kita temui berserakan di jalan-jalan atau pun di tempat-tempat umum. Ini dikarena tingginya kesadaran dan kepedulian masyarakatnya akan kebersihan. Seharusnya kita mencontoh hal itu.


Oleh karena itu diperlukan kesadaran kita untuk tetap menjaga kebersihan, tidak membuang sampah dimana-mana, dan sebisa mungkin mengurangi penggunaan sampah plastik, dan sebaiknya melakukan daur ulang, baik itu sampah yang berupa limbah rumah tangga dan terlebih lagi sampah plastik.

Masalah sampah adalah masalah kita bersama, sebaiknya kita menyelesaikannya bersama-sama. Jika pun kita tidak bisa menggerakkan orang lain untuk menyimpan sampah pada tempatnya, setidaknya kitalah yang melakukannya. Mulailah dari hal terkecil yaitu memulai dari diri sendiri.


Simpanlah sampah di tempatnya. Jika tidak bisa membersihkan, setidaknya jangan mengotori.


Marisa, 1Februari 2022

Salam literasi

Salam bersih berjamaah

Cantik Itu Perlu, Tapi Sehat Itu Penting dengan Glazed Skin B Erl

    Siapa sih yang tidak  menginginkan kulit cantik? Tentu saja, semua orang menginginkan kulit cantik, baik itu laki-laki maupun perempuan,...