Senin, 31 Januari 2022

Masalah Sampah Masalah Kita Bersama

 Masalah Sampah Masalah Kita Bersama



Dari dulu sampah merupakan masalah yang sangat serius di Indonesia terutama masalah sampah plastik.  Bahkan tak jarang kita temui sampah-sampah plastik ini berserakan di jalan-jalan atau pun ditumpuk di beberapa titik. Ini terjadi karena kurangnya kesadaran kita dalam menjaga kebersihan dan menganggap hal ini adalah hal biasa saja. Sehingga dengan entengnya membuang sampah sembarang dan bermasa bodoh dengan sampah-sampah itu.



Selain sampah-sampah plastik itu, sampah dari limbah rumah tangga pun turut menyertainya, dan tentu saja itu menimbulkan bau menyengat yang menganggu penciuman, selain itu juga tentunya sangat merusak pemandangan. Bahkan yang lebih parahnya sampah-sampah ini bisa mendatangkan penyakit . 



Tak dipungkiri bahwa masalah sampah tak akan pernah berujung selama ada kehidupan di muka Bumi ini. Meski demikian, masalah ini bisa diminimalisir. Contohnya saja di negara-negara maju seperti di Jepang. Jika kita berkunjung ke sana, maka kita tak akan menemukan masalah sampah seperti yang ada di negara kita, bahkan bisa dikata tak akan ada sampah yang kita temui berserakan di jalan-jalan atau pun di tempat-tempat umum. Ini dikarena tingginya kesadaran dan kepedulian masyarakatnya akan kebersihan. Seharusnya kita mencontoh hal itu.


Oleh karena itu diperlukan kesadaran kita untuk tetap menjaga kebersihan, tidak membuang sampah dimana-mana, dan sebisa mungkin mengurangi penggunaan sampah plastik, dan sebaiknya melakukan daur ulang, baik itu sampah yang berupa limbah rumah tangga dan terlebih lagi sampah plastik.

Masalah sampah adalah masalah kita bersama, sebaiknya kita menyelesaikannya bersama-sama. Jika pun kita tidak bisa menggerakkan orang lain untuk menyimpan sampah pada tempatnya, setidaknya kitalah yang melakukannya. Mulailah dari hal terkecil yaitu memulai dari diri sendiri.


Simpanlah sampah di tempatnya. Jika tidak bisa membersihkan, setidaknya jangan mengotori.


Marisa, 1Februari 2022

Salam literasi

Salam bersih berjamaah

Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu

 Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu


Resume ke-7

Senang sekali masih diberikan kesempatan dan semangat untuk mengikuti pertemuan yang ketujuh ini. Semoga ridho dan rahmat-Nya senantiasa menyertai kita dalam menuntut ilmu.

Materi kali ini yaitu tentang Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu yang dipaparkan oleh guru kita yaitu Prof. Richardus Eko Indrajit dan moderator ibu Aam Nurhasanah.

Setiap penulis pastilah bermimpi tulisannya diterbitkan di penerbit mayor dan pastinya berharap akan best seller. Namun, untuk menembus penerbit mayor bukanlah perkara mudah. Banyak yang harus dipenuhi terutama masalah kelayakan karya kita untuk diterbitkan. 

Semoga setelah menyimak materi kali ini, tulisan kita berjodoh di penerbit mayor.  Aamiin.

Bagaimana sih agar tulisan bisa menembus penerbit mayor?

* Kriteria Tulisan yang Diterbitkan Penerbit Mayor.

Prof. Richardus Eko Indrajit memaparkan bagaimana kriteria tulisan yang akan diterbitkan penerbit mayor, menurut beliau biasanya yang dilihat oleh penerbit mayor ada dua hal utama, yaitu KONTEN ATAU JUDUL YANG MENARIK (yang sedang menjadi tren pembicaraan) dan PENULIS YANG DIKENAL (karena memiliki track record bukunya laku di pasaran). Salah satu dari dua itu dapat menjadi pertimbangan, tetapi kalau ada dua-duanya akan menarik bagi penerbit mayor untuk mempublikasikannya dalam bentuk buku fisik maupun e-book.


*Langkah-langkahnya Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu bersama Prof. Richardus Eko Indrajit : 

1. Kunjungilah EKOJI CHANNEL, dan carilah sebuah konten/tema yang menarik.

2. Tulislah apa pun yang dikatakan Prof. Richardus Eko Indrajit dalam channel youtube tersebut ke dalam bentuk tulisan.

3. Strukturkan pembahasan tersebut dalam bentuk 5W1H - apakah judulnya (WHAT), mengapa judul tersebut penting (WHY), siapa yang membutuhkannya (WHO), dimana judul tersebut dapat diimplementasikan (WHERE), kapan menerapkannya (WHEN), dan bagaimana mengimplementasikannya (HOW).

4. Memperlihatkan draftnya  kepada Prof. Richardus Eko Indrajit agar dapat diteliti dan dikomentari.

5. Stelah itu, Prof. Richardus Eko Indrajit meminta guru terkait MEMPERKAYA pembahasan dengan menambahkan kontennya dari sumber-sumber referensi lain. Mengenai hal ini, beliau akan  menjabarkan caranya mencari dan mendapatkan referensi tersebut.


Prof. Richardus Eko Indrajit melanjutkan pembahasannya, setelah jadi bukunya (biasanya Prof. Richardus Eko Indrajit meminta minimal 100 halaman), lalu draft itu diserahkan ke Penerbit ANDI Yogyakarta sebagai mitra PGRI dan EKOJI CHANNEL ACADEMY.

Nah, Dari situ penerbit mayor akan membacanya dan menelaahnya. Biasanya 1-2 bulan kemudian, rombongan guru-guru yang menulis tersebut akan mendapatkan pengumuman terkait dengan SIAPA SAJA YANG BUKUNYA DIPUTUSKAN UNTUK DITERBITKAN dengan revisi minor, atau dengan revisi mayor. Juga keputusan terkait dengan apakah akan diterbitkan dalam bentuk publikasi fisik atau elektronik (keduanya sama-sama prestis).

Selanjutnya Prof. Richardus Eko Indrajit menambahkan bahwa hingga hari ini telah berhasil diterbitkan 39 buku di seluruh wilayah Indonesia, dan sejumlah draft sedang ditelaah oleh penerbit. 

Sungguh luar biasa, bukan?

Saya merasa tertantang untuk bisa menulis buku dalam waktu dua minggu.


Jangan pernah katakan tidak bisa jika kau belum mencoba. Cobalah dan buktikan sendiri bahwa kau bisa melakukannya. 


Tunggu apa lagi? 


Tak akan ada sebuah tulisan jika kau tidak menulisnya, maka tulislah.__Marhani Kani



Tolitoli, 31Januari 2022

Salam literasi


Jumat, 28 Januari 2022

Menulis Buku dari Karya Ilmiah

 Menulis Buku dari Karya Ilmiah


Resume ke-6


Pertemuan demi pertemuan telah terlewati, kini sudah berada di pertemuan yang ke-enam. Sungguh luar biasa materi-materi setiap pertemuannya yang membuat saya terus bersemangat untuk mengikuti pertemuan demi pertemuan. Di pertemuan kali ini yaitu tentang Menulis Buku dari Karya Ilmiah yang dipaparkan oleh ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd dan moderator yaitu ibu Raliyanti.

Berbicara mengenai karya ilmiah, sejak dulu saya sangat ingin menulis sebuah buku nonfiksi seperti karya ilmiah, akan tetapi saya bingung bagaimana memulainya, bagaimana menuliskannya, bagaimana menulis karya ilmiah yang baik, dan apa saja yang perlu diperhatikan untuk membuat sebuah karya ilmiah yang baik apa lagi dijadikan sebuah buku yang mana bisa menarik pembaca untuk membacanya. Tentu saja sebenarnya saya sudah pernah melaluinya saat membuat skripsi, tetapi pastilah berbeda jika itu menulis karya ilmiah berupa buku. Tentunya harus menarik untuk dibaca dan tidak seperti skripsi yang menurut saya hanya sebagai syarat kelulusan dengan kata lain tidak menarik dan sedikit membosankan. Ada pun mungkin yang ingin membaca pastilah hanya segelintir orang saja yang mungkin ingin mencontoh pembuatan skripsi kita. 

Nah, pada materi kali ini ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd memaparkan bagaimana agar karya Ilmiah yang telah kita tulis dengan susah payah bisa dibaca oleh banyak orang dan tidak hanya menjadi bahan bacaan kita sendiri atau hanya pihak tertentu saja yang mengetahuinya. 

Selanjutnya, ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd mengatakan bahwa akan sangat disayangkan apabila informasi dan data penting yang tertulis dalam KTI dari hasil riset yang telah kita lakukan tersebut hanya tergeletak begitu saja di perpustakaan dan tidak dapat tersampaikan kepada masyarakat luas atau tidak dapat dinikmati oleh masyarakat luas sebagai rujukan yang dapat memberikan solusi nyata.


Agar memberikan banyak manfaat dan bisa dibaca banyak orang yaitu menjadikan karya ilmiah itu menjadi sebuah buku.


Manfaat mengkonversi karya ilmiah menjadi buku :

A. Dapat dibaca oleh masyarakat awam

B. Buku dapat diperjualbelikan, jadi ada keuntungan material yang dapat kita peroleh

C. Bagi para ASN, buku dapat dijadikan publikasi ilmiah yang dapat menambah poin angka kredit. Jadi selain mendapatkan poin AK dari laporan PTK, juga akan mendapatkan poin dari publikasi ilmiah berupa buku tadi. Sekali dayung 2 pulau terlampaui.

D. Jika buku hasil konversi karya ilmiah milik kita banyak yang baca, banyak yang beli, ada kemungkinan nama kita sebagai penulis akan dikenal oleh banyak orang, ini juga merupakan keuntungan tersendiri

E. Ilmu yang ada, dapat tersebar bebas tanpa sekat jika sudah diubah menjadi buku


Sebelum kita mengubah karya ilmiah kita harus mengetahui perbedaan format buku dan format karya tulis ilmiah.


Perbedaan Format Buku dan Format Karya Tulis Ilmiah :

* Format buku :

- judul

- kata pengantar

- prakata

- daftar isi

- isi buku

- daftar Pustaka

- sinopsis

- profil penulis

Boleh ditambah daftar gambar, indeks,


* Format KTI pada umumnya :

- judul

- lembar pengesahan

- kata pengantar

- halaman persembahan

- daftar isi

- pendahuluan

- tinjauan Pustaka

- metode penelitian

- pembahasan

- kesimpulan

- daftar Pustaka

- lampiran


Selanjutnya, ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd memaparkan bagaimana cara mengkonversi karya tulis ilmiah itu menjadi buku agar lebih menarik untuk dibaca.


Cara Mengkorversi Karya Tulis Ilmiah Menjadi Buku:

1. Mengubah judul

Biasanya, judul KTI menggunakan bahasa ilmiah,  kaki, dan panjang. Judul buku lebih cenderung menggunakan bahasa populer, santai dan singkat. Paling tidak maksimal 5-6 kata. Sehingga lebih singkat, padat, namun tidak mengubah arti dari judul karya ilmiah yang telah dibuat


2. Mengubah daftar isi

Biasanya untuk beberapa karya ilmiah, daftar isi berupa 

BAB 1 Pendahuluan berisi latar belakang masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah

BAB 2 landasan teori

Bab 3 metode penelitian yang berisi rumus2 statistika

Bab 4 hasil dan pembahasan

Bab 5 penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Selanjutnya beliau menambahkan bahwa yang perlu diperhatikan ketika mengubah karya ilmiah itu menjadi BUKU yaitu daftar isi yaitu ikuti pedoman 2W+1H.

Bab 1 *(why)* menjelaskan pentingnya, alasan penggunaan metode itu untuk pembelajaran. Masalah pembelajaran Sains selama ini, dll

Bab 2 *(APA)* enjelaskan apa itu, karakteristik, ciri khas, dari metode/media/model yang menjadi fokus dari tulisan

Bab 3,4,5, dan seterusnya ( *How* ) menjelaskan bagaimana tahap pembuatan, bagaimana hasil pembuatan, bagaimana penerapannya.

Hal-hal Lain yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat buku dari Karya Tulis Ilmiah : 

Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd  melanjutkan pembahasannya, bahwa jika ingin menampilkan hasil penelitian, sebaik tidak terlalu banyak. Hasil yang ditulis hanyalah data penelitian yang penting saja.

Ada pun secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Setiap penulis pastinya memiliki gaya bahasa masing-masing, jadi penulis bebas menulis sehingga tulisan itu menarik untuk dibaca. Selain itu, dalam mengubah karya ilmiah kita menjadi buku, buatlah bahasa yang sederhana dan jelas agar pembaca mudah memahami isi buku kita secara lengakap. 

Kemudian untuk daftar pustaka jika ingin menggunakan blog, gunakan situs blog yang resmi seperti Kemendikbud.go.id, Jurnal ilmiah, e book,,atau karya ilmiah lainnya. 

Sebagai catatan dari narasumber hendaknya kita menghindari menggunakan daftar pustaka berupa blog pribadi dengan domain blogspot, wordpress, dan lain sebagainya. Kemudian, agar lebih meyakinkan pembaca bahwa kita benar-benar telah melakukan itu, maka berikan ulasan mengenai kelebihan dan kelemahan penelitian yang kita lakukan.

Selain itu, syarat lain dalam untuk menjadikan karya ilmiah itu dalam versi buku minimal 70 halaman format A5 dengan ukuran huruf, jenis huruf, dan margin disesuaikan Dengan aturan Penerbit.

Hindari plagiat meski pun itu karya kita sendiri. Nah, agar tidak dikatakan self plagiarisme sebaiknya kita tidak hanya sekadar meng-copy paste saja karya tulis ilmiah kita untuk dijadikan buku dengan kata lain kita harus menulis kembali karya itu dengan bahasa kita sendiri, tetapi tentu saja tidak merubah arti dari kalimat yang ada di karya tulis ilmiah kita sebelumnya.

Jadi, kesimpulan dari materi ini bahwa dalam membuat  buku dari karya ilmiah bukan berarti hanya cover dan judul saja yang berubah sedangkan  isi sama  dengan karya tulis yang telah kita buat sebelumnya.


Menulislah untuk membuktikan bahwa engkau pernah ada di dunia ini__ Marhani Kani

Tolitoli, 28 Januari 2022
Salam literasi.

  
 

Rabu, 26 Januari 2022

Menulis Menjadikanku Naik Kelas dan Berprestasi

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi



Resume ke-5

Tidak terasa lima pertemuan telah terlewati dan empat resume telah ditulis. Bersyukur karena masih diberikan semangat untuk terus menulis sampai resume yang kelima ini. Semoga semangat terus berkobar di hati kita untuk terus menimbah ilmu dan berbagi tulisan yang bermanfaat.

Pertemuan yang kelima ini dipandu oleh bapak Dail Ma’ruf dan Aam Nurhasanah, S.Pd. Sebelum memasuki materi, sejenak kita luangkan waktu untuk mengenal sang guru kita pada pertemuan ini.

Siapakah itu  ibu Aam Nurhasanah, S.Pd?

Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd lahir di Cipanas, 12 Agustus 1988. Menempuh masa pendidikan mulai dari SD Negeri Bintangresmi 02, SMP Negeri 1 Cipanas, SMA Negeri 1 Cipanas, kuliah S1 di STKIP SETIA BUDHI Rangkasbitung, Prodi DIKSASTRASIADA, dan lulus  tahun 2012.  Saat ini menduduki jabatan sebagai kepala sekolah di SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS, di Cipanas Lebak.

Ibu Aam Nurhasanah, S.Pd memulai karir sebagai blogger penulis pemula, kemudian narasumber, curator, dan sekarang menjadi editor. Belaiu telah melahirkan 40 buku dan menorehkan beberapa prestasi yang menakjubkan. Semua pencapaian itu tentunya tidaklah dicapai dengan mudah dan langsung sim sala bim, akan tetapi melalui proses yang panjang.

Selanjutnya ibu Aam menceritakan bagaimana perjalanannya hingga sampai ke titik itu, titik di mana beliau berada di puncak. 

“Saya sebelumnya bukan siapa-siapa, bukan orang besar, dan bukan orang yang memiliki segudang prestasi. Saya sama dengan bapak ibu, memualai di kelas ini dengan status peserta,” ungkap ibu Aam.

Lalu, bagaimana bisa ibu Aam menaiki tangga hingga mencapai puncak?

Semua hal tentunya harus diawali dari nol, bahkan penciptaan Bumi dan kita sebagai seorang manusia pun dimulai dari nol, begitu juga dengan karir ibu Aam. Beliau memulainya dari titik bawah yaitu titik nol.

Awalanya ibu Aam bergabung sebagai peserta di Belajar Menulis di gelombang 8 PGRI ini, tepatnya pada bulan April 2020. Namun, sayangnya beliau tidak fokus mengikuti kelas ini dan  tertinggal dalam membuat resume sehingga membuatnya tidak lulus. Ibu Aam sempat merasa patah semangat dan hampir menyerah. Kelas Belajar Menulis PGRI terus berlanjut hingga di gelombang ke-12 beliau kembali ikut bergabung. Di sinilah ibu Aam kembali menemukan kekuatan dan semangat baru untuk terus bangkit, beliau pun akhirnya bisa menulis resume hingga akhir. 

Setelah berhasil lulus di gelombang 12 beliau akhirnya melahirkan buku antologi Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng dan setelah itu lahirlah buku solo perdananya. Selain itu, ibu Aam menjadi moderator di kelas Omjay dan dijadikannya buku solo kedua. Tak sampai di situ saja, ibu Aam terus menaiki tangga demi tangga. Setelah mengasah diri menjadi moderator, beliau pun mengikuti lomba blog dan yang menakjubkan beliau meraih juara 1. Kembali, karya-karya itu diabadikannya menjadi sebuah buku.

Wah, ternyata ibu Aam terus melaju ke tangga berikutnya yaitu menjadi editor dan bekerja bersama bu Kanjeng di Oase Pustaka. Setelah itu beliau mengikuti tantangan menulis dari satu minggu dengan penerbit mayor dan beliau berhasil menerbitkan buku dari tantangan itu. 

Ibu Aam mengakatan sekarang sudah tengah berada di puncak. Sungguh menakjubkan perjalanan karir beliau ini, bukan? Semoga nanti saya dan pembaca yang budiman bisa mengikuti jejak beliau.

Nah, Apa yang dimaksud dengan naik kelas dengan menulis?

Ibu Aam Nurhasana memaparkan bahwa yang dimaksud dengan naik kelas di sini adalah bagaimana kita berproses dari bawah yaitu dari nol hingga bisa sampai ke tingkat lebih tinggi.

Nah, terus menulis biarkan tulisan itu berproses. Namun, tak jarang dalam proses untuk naik kelas dalam artian mencapai puncak kesuksesan dalam munulis terkadang kita merasa bosan. Jangan biarkan hal itu terjadi. Lalu, bagaimana mengatasinya?

Bagaimana agar tidak merasa bosan dalam menulis?

Ibu Aam memaparkan bahwa menulis jangan dijadikan sebagai beban, tetapi jadikanlah sebagai sebuah kebutuhan. Sehari saja tidak menulis, maka hidup terasa kurang bagaikan sayur kurang garam. Jadikan menulis sebagai passion atau gairah yang terus memompa untuk berkarya mengukir keabadian. beliau menambahkan, Jika dalam menulis kita merasa bosan berhenti sejenak dan hiburan dengan hobi lain. Itu bisa dilakukan dengan jalan-jalan ke pantai, menyanyi, atau merajut. Sehingga setelah hiburan mood menulis kita kembali segar.

Pesan ibu Aam agar bisa naik kelas dengan menulis, “Jangan takut untuk menulis, jangan takut untuk berproses, dan jangan takut untuk naik kelas. Menulis di setiap kesempatan, ikut lomba blog, jangan pikir menang, tetapi uji keberanian. Jadikan writing is my passion. Jangan menunggu waktu baru menulis, tapi luangkan waktu untuk menulis. Rajinlah menulis hingga karyamu berbuah manis.”

Teruslah berproses untuk menaiki tangga demi tangga kesuksesanmu. Jika mengalami kegagalan, maka coba lagi, lagi, dan lagi sampai kau berhasil. Namun, jangan cepat berpuas diri, tetap rendah hati dengan pencapaianmu, dan yang terpenting jangan lupa berbagi. _Marhani Kani

Tolitoli, 26 Januari 2022

Salam cinta dariku

Salam literasi

Senin, 24 Januari 2022

How To be The First One in Writing Blog

 How To be The F1



Resume ke-4

Pertemuan yang keempat ini dipandu oleh moderator ibu Widya Setianingsih dan narasumber kali ini adalah ibu Maesaroh, M.Pd dengan materinya How To be The F1. 

Nah, bagaimana caranya?

Untuk menjadi F1 itu luar biasa. Sungguh sangat luar biasa kerena bisa menyelesaikan tulisan atau resume dalam waktu singkat, cepat, namun bernas tentunya. Kalau istilah saya kerennn.  

Sejujurnya keinginan berada di posisi pertama tentu saja sangat ingin, hanya saja memang belum bisa mengalahkan teman-teman yang super cepat dan pada akhirnya saya selalu berada di urutan paling bawah. Namun, bagi saya sudah bisa menulis dan mengumpulkan resume sudah Alhamdulillah. Itu artinya saya sudah ada kemajuan dan yang terpenting bagi saya yaitu sudah bisa menang melawan diri sendiri dari rasa malas. 

Baik, langsung saja ke materi. Ah, tidak sabaran.

Pada pertemuan kali ini ibu Maesaroh M.Pd memaparkan bagaimana trik agar bisa berada di posisi pertama.

Trik Cepat menulis resume

Agar bisa menulis dengan cepat ternyata tidak cukup meggunakan satu alat gawai saja, gunakanlah 2 alat gawai.

1. Telepon : 

     Telepon digunakan untuk menyimak materi.

2. Laptop :

     Gunakan laptop yang terhubung WAB untuk mengetik. Untuk apa? Tujuannya agar setelah tulisan selesai diketik, bisa langsung dikirim.

Selain bisa menulis dengan cepat, tentu saja tulisan kita harus bagus, benar, bernas, dan kalau bisa dibuat semenarik mungkin. Dalam hal ini ibu Maesaroh memaparkan bagaimana cara menulis resume dengan benar.

Cara Menulis Resume dengan Benar 

1. Amati materi dari Narasumber dengan baik.

2. Modifikasi materi yang diberikan Narasumber. menjadi bahasa sendiri dengan kaidah penulisan yang baku.

3. Hindari copy paste seluruh materi Narasumber.

4. Kembangkan materi yang disampaikan Narasumber dengan relevansi materi dari luar yang related. 

5. Berikan kesimpulan di akhir penjabaran resume atau tepatnya sebelum kalimat penutup.

6. Yang terpenting dalam meresume adalah membuatnya dengan gaya bahasa sendiri, agar tulisan kita memiliki seni yang khas. 


Set Our Mind

Selanjutnya Set Our Mind. Ya, karena kekuatan pikiran itu memang sangatlah berpengaruh. Mungkin inilah sebabnya resume saya selalu berada di urutan paling bawah karena saya menset pikiran saya tidak mesti merada di urutan pertama, ya bagi saya yang penting bisa menulis, ya sudah okay. Well, setelah materi ini semoga bisa meroket ke F1. Okay, lest reset our mind! Yes, you can do it.


* Posisikan Resume Anda di urutan pertama 

Dengan memposisikan resume kita di urutan yang pertama, itu bisa lebih banyak menarik minat pengunjung.

* Berikan Karakter Pada Resume Anda

Karakter itu penting, agar tulisan lebih menanrik, tulislah dengan menggunakan bahasa sendiri, apa adanya. Kalau kata saya tulislah dengan jujur apa adanya kamu. hehehe…

* Tambahkan Referensi lain yang berkaitan dengan materi 

Menambahkan referensi dari sumber lain itu bisa menambah poin dari tulisan kita sehingga menjadi semakin menarik untuk dibaca.

* Meramu tulisan dengan bahasa yang khas 

Menambahkan tulisan dengan bahasa yang khas. Kembali lagi tulislah dengan gayamu sendiri, apa adanya kamu.

Ternyata masih ada trik lanjutannya agar bisa menulis dengan cepat.

1. Duduk 10 menit sebelum kuliah dimulai 

2. Tulis narasi pembuka yang related to materi yang diberikan narasumber dan tulis narasi penutup yang memberikan kesimpulan dari pemaparan materi.  

3.Tulis resume dengan paragraf pendek-pendek 

4. Tulis pernyataan narasumber dengan gaya  bahasa paralelisme

Apa keuntungan bisa menulis cepat?

Kentungan jika resume kita selalu berada di urutan pertama, selain blog kita ramai dikunjungi, ternyata salah satunya juga bisa selalu mendapatkan hadiah kejutan berupa buku yang didapatkan dengan gratisan. Nah, kalau yang ini saya sangat tertarik, mendapatkan buku. Wah, kalau saya dapat hadiah buku pasti sangat senang karena bagi saya buku itu adalah hadiah terindah. Ciela.

Selanjutnya pesan narasumber Be Confident Writing in Blog.

√ Harus percaya diri

Agar percaya diri dengan tulisan sendiri, maka jangan silau melihat tulisan orang lain bagus. Jadilah diri sendiri dalam menulis. 

Kalau saya sendiri, pantang bagi saya melihat tulisan orang lain sebelum meng-upload tulisan saya. Ya, takutnya minder deluan sebelum mengirim, lantas pada akhirnya tidak jadi meng-upload tulisan. Setelah meng-upload tulisan, baru deh jalan-jalan ke blog tetangga.

√ Harus siap dengan kritikan

Kalau mau tulisan bagus maka harus siap dengan kritikan. Jadikan kritikan sebagai bahan untuk belajar, maka dari itu siapkan mental. Jangan sampai down.

√ Jadilah penulis blog yang Informatif nan Edukatif 

Tulisan yang baik tentunya, tulisan yang memberi manfaat. Maka dari itu tulislah sesuatu yang memberikan informasi serta edukatif.

√ Bangunlah Tulisan diberbagai Blog 

Buatlah blog lebih dari satu agar pembaca tidak merasa bosan dengan tulisan yang kita suguhkan. 

Wah, Alhamdulillah blog saya sudah dua, tapi sayangnya blog yang satu belum ada isinya dan rencana saya akan mengisinya dengan tulisan fiksi dan khusus blog ini saya jadikan blog untuk menampung tulisan non fiksi saya.

Setelah pemaparan materi ini, saya pun bersemangat untuk menjadi penulis resume yang pertama. Bisa, tidak ya? Emm pasti bisa. 


Terakhir untuk menutup materi yang luar biasa ini, ibu Maesaroh, M.Pd menutupnya dengan sebuah kalimat yang indah, “Jadilah manusia cerdas yang siap memberi perubahan.” 


Jadilah pemeran utama dalam dunia literasi_Marhani Kani


Tolitoli, 24 Januari 2022

Salam literasi.





 

Minggu, 23 Januari 2022

Blog dan Youtube Menjadikanku Guru Inspiratif Terbaik Tingkat Nasional

                  Blog dan Youtube Menjadikanku Guru Inspiratif Terbaik Tingkat Nasional



Resume ke-3

Wah, materi pada pertemuan ketiga ini semakin menarik saja. Pada bertemuan ini dengan tema Blog dan Youtube Menjadikanku Guru Inspiratif Terbaik Tingkat Nasional. Menarik, bukan? Ya, apa lagi yang sedang menekuni keduanya yaitu blog dan youtube, tentulah sangat tertarik mengikuti materi ini, siapa tahu saja bisa ketularan menjadi guru inspiratif tingkat nasional seperti ibu pemateri setelah menyimak materinya. Aamiin...

Saya sendiri masih belajar di dunia perbelogg-an dan peryoutube-an. Hehehe…, isi blog saya masih sangat sedikit begitu pun konten di youtube saya dan isinya pun campur aduk bagaikan gado-gado.

Well, pertemuan kali ini dipandu oleh ibu Rosminiyati sebagai moderator dan pemateri yaitu ibu Rita Wati, S.Kom.

 Ibu Rita Wati, S.Kom adalah merupakan guru Informatika di SMP Negeri 2 Mendoyo Kab. Jembrana Provinsi Bali. Selain itu beliau merupakan alumni Belajar Menulis PGRI gelombang 10.

Sebelum memasuki materi inti, ibu Rita Wati S.Kom menceritakan pengalaman awalnya bagaimana sehingga bisa menjadi Guru Berprestasi Tingkat Nasional. Ternyata sederahana saja, yaitu berawal dari Mengikuti Kelas Belajar Menulis seperti pada kelas Belajar Menulis Gel. 23 ini.

Lalu, beliau bertanya kepada peserta Belajar Menulis, “Apa cita-cita tertinggi bapak/ibu setelah mengikuti kelas Belajar Menulis ini?” Kalau saya sediri, setelah mengikuti kelas Belajar Menulis ini saya berharap bisa menjadi penulis hebat dan sukses. Aamiin ya Rabbal a’lamin.

Ibu Rita Wati melanjutkan, “Begitulah cita-cita saya sewaktu mengikuti kelas BL ini. Sederhana hanya ingin menerbitkan buku solo dan tak pernah berpikir terlalu jauh. Begitu juga ketika saya menjadi peserta. Saya sangat salut dengan prestasi Narasumber sampai berkata dalam hati, ‘Hebat’ Apa bisa saya seperti itu? Ternyata saya bisa berprestasi seperti narasumber yang saya saluti.”

Kemudian ibu Rita menshare tentang pengalaman bagaiman perjalanan beliau menjadi penulis hingga menjadi curator, editor, dan sekarang diundang sebagai narasumber hingga menjadi juara Blog dan Guru Inspiratif Terbaik Nasional.

Pengalaman Menulis Ibu Rita Wati, S. Kom.

Awal mula ketertarikan ibu Rita dengan menulis sejak dua dekade lalu yaitu pada tahun 2001 di awal beliau menjadi mahasiswa. Pada ada saat itu beliau berteman dengan seorang penulis yang telah menerbitkan buku. Akan tetapi ibu Rita bingung, tidak tahu mau menulis apa dan bagaimana cara memulainya. Sehingga keinginan tersebut hanya keinginan yang terpendam tanpa eksekusi.

Empat tahun kemudian, di tahun 2005. Keinginan untuk menulis kembali berkobar dan akhirinya beliau menuliskan apa yang ada di pikirannya hingga menghasilkan bebarapa karya berupa cerpen, kemudian tidak sampai di situ saja beliau menulis telah berhasil menulis sebuah novel sebanyak 80 halaman. Namun, sayangnya belaiu tidak perya diri mempublikasikan karya-karya itu dan hanya dijadikannya komsumsi pribadi yang disimpan dalam folder rahasia yang tersembunyi. Ya, namanya juga rahasia pasti tersembunyi.

Pandemi pun datang dan mengubah semuanya, akhirnya ibu Rita mengikuti kelas Om Jay meski awalnya tidak tertarik dan hanya sekadar coba-coba saja. Lalu, hingga akhirnya ibu Rita menuliskan hasil resumenya dengan menggunakan hasil olah kata sendiri dan tak diduga ternyata itu mendapat apresiasi dari om Jay. Sejak saat itulah beliau semakin semangat untuk menulis. Hingga beliau telah berhasil menerbitkan 4 buku solo, 1 buku duet bersama prof Ekoji dan 10 buku antologi dimanan 5 di antaranya antologi yang menjadi curator serta editor lapis pertama dan 3 editor buku fiksi berupa cerpen dan novel karya peserta Belajar Menulis. Luar biasa, bukan?

Setelah menceritakan pengalaman, ibu Rita Wati pun  masuk ke materi inti tentang Blog dan Youtube Menjadikanku Guru Inspirasi Terbaik Tingkat Nasional. Materinya sangat singkat, namun tentunya sangat berisi, istilahnya daging semua.

Blog dan Youtube Menjadikanku Guru Inspirasi Terbaik Tingkat Nasional.

Ibu Rita wati memaparkan bahwa menjadi blogger dan youtuber bagi seorang guru sangatlah bermanfaat sebagai ilmu jariah atau amalan yang tidak terputus selama ilmu itu masih dipakai. Selanjutnya belaiu mengatakan, “Jika bapak/ibu serius menulis, tunggu saja kejutan yang akan hadir.”

Pada sesi pertanyaan sangat banyak pertanyaan yang masuk dan kesemua itu sangat menarik untuk disimak dan tentu saja diambil ilmunya. Di sesi pertanyaan ini, ibu Rita Wati memaparkan bagaimana menjadi blogger dan youtube yang baik

Menjadi Blogger dan Youtube yang Baik yaitu:

1.  Selalu update konten.

2. Dalam menulis di halaman blog sebaiknya 4 sampai 5 kalimat dalam satu paragrap.

Selanjutnya, agar tampilan blog lebih menarik yaitu tulislah ide dan gagasan dan sertakan dengan foto atau gambar yang mendukung ide dan gagasan tersebut.

Sebagai closing statement dari ibu Rita Wati, S. Kom, “Apa pun kata-kata negatif seperti pesimis, minder, mudah putus asa, tidak ada waktu dan yang lain-lain yang ada di pikiran. Silahkan ganti dengan kata-kata positif. Banyak kejutan jika kita menulis seperti apa yang saya rasakan saat ini. Teruslah menulis dan wujudkan cita-cita, tuangkan ide dalam tulisan biarkan tulisan itu menemukan takdirnya sendiri.”

Terakhir, quote motivasi dari ibu kita kartini, “Nothing is imposible in this world what we look upon today, tomorrow maybe acomplsihed fact.” Tidak ada yang mustahil di dunia ini, jika hari ini terlihat mustahil, besok bisa saja jadi kentaan.

 

Jelajahi dunia dengan membaca dan ubahlah dunia dengan menulis_Marhani Kani

 

Salam literasi

Marisa, 23 Januari 2022.

 

 

 

 

 

 

  

Rabu, 19 Januari 2022

Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Writing Is My Passion


Resume ke-2

Saya bersyukur pada pertemuan ke dua ini saya masih bisa ikut berpartisipasi, semoga semangat saya terus berkobar dalam menimbah ilmu dari pemateri-pemateri yang hebat di grup PGRI ini. Materi pada pertemuan kedua ini sangat menarik yaitu Menjadikan Menulis Sebagai Passion yang dipaparkan oleh ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd dan dimoderatori oleh ibu Helwiyah.

Materi dari ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd ini diawali dengan sebuah pertanyaan yang membuat saya berpikir.

Mengapa Menulis Menjadi Passion yang Menjanjikan?

Ada dua hal mendasar mengapa menulis itu menjadi passion yang menjanjikan. Apakah itu? 

Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir.

Hingga hari ini, profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara social.

√ Kendala dan Hambatan

Dalam mengerjakan apa pun tentunya tak terlepas dari yang namanya kendala dan hambatan, tak terkecuali dalam hal menulis. Ada beberapa kendala dan hambatan yang sering muncul dalam tahap menulis atau dalam menyelesaikan sebuah tulisan yaitu :

1. Merasa tidak bakat menulis

2. Tidak memiliki waktu

3. Tidak memiliki ide

4. Tidak mau dikritik

5. Tidak suka menulis


√ Mulai dengan pertanyaan “Mengapa?”

Untuk menjadikan menulis itu passion kita, maka kita harus menemukan alasan mengapa kita harus menulis. Ya, tanyakan pada diri kita sendiri mengapa harus menulis dan mengapa kita ingin menjadikannya passion kita? Setelah itu kita perlu mencari cara untuk bisa menulis dan selanjutnya kapan kita harus menulis. 

Setelah kita mempersiapkan diri kita menulis maka kita perlu action yaitu mulailah untuk menulis. Selanjutnya pemateri memaparkan langkah-langkah Menjadi Penulis yang Baik. Untuk itu kita perlu banyak belajar dan terus belajar. Nah, apa saja langkah-langkahnya? 

√ Langkah-langkah Menjadi Penulis yang Baik

1. Read 

Seorang calon penulis apa lagi ingin menjadi seorang penulis yang baik haruslah banyak-banyak membaca sebab kita ketahui memang membaca adalah salah satu sumber ilmu yang paling berpengaruh.

2. Discuss

Selain membaca diskusi diperlukan juga karena hal ini penting karena biasanya ide sering muncul dari hasil diskusi kita dengan orang lain. Kalau perlu kita mencari mentor yang tepat untuk membimbing dan membersamai kita dalam perjalanan menulis kita.

3. Look and feel

Di sini kita harus mengfungsikan panca indra kita. Lihat dan rasakan apa pun yang ada di sekitar kita.

4. Socialize

Berapa banyak pengetahuan, pengalaman dan kisah orang lain yang dapat kita serap.


√ Wariting Preperetion

1. Menggali dan Menemukan Gagasan/Ide 

2. Menentukan Tujuan, Genre, dan Segmen       Pembaca 

3. Menentukan Topik 

4. Membuat Outline

5. Mengumpulkan Bahan Materi / Buku  


Setelah menyelesaikan naskah kasar dari buku yang kita tulis (rough draft), tahapan yang harus dilewati hingga terbitnya buku kita adalah:

* Editing 

Di tahap editing ini kita perlu membaca ulang naskah yang telah kita tulis, lalu setelah itu menyempurnakan naskah itu.

* Revising

Dalam tahap revising kita merevisi naskah yaitu mengubah atau menambahkan. Mungkin saja ada hal-hal yang perlu kita ubah atau pun ditambahkan, selanjutnya mengevaluasi naskah itu agar nihil kesalahan tulis dalam arti tidak terdapat lagi kesalahan penulisan di dalam naskah kita.

* Publishing

 Publishing ini, prosesnya mulai dari pengiriman naskah, lalu peracetak (perwajahan buku, tata letak, ISBN, proof reading) kemudian pencetakan, promosi dan distribusi.


Sebagai penutup dalam pertemuan ini pemateri memberikan closing statement, “Menulis buku adalah pekerjaan mulia. Jadikan menulis sebagai passion. Jangan pernah takut tulisan jelek atau tidak ada yang membaca. Tetaplah berada di komunitas literasi. Ikut nubar (nulis bareng) di buku antologi sebagai jembatan menjadi penulis buku solo.


Jelajahi dunia dengan membaca dan ubahlah dunia dengan menulis__Marhani Kani


Salam literasi

Tolitoli, 19 Januari 2022


Selasa, 18 Januari 2022

Ide Menulis Bagi Guru

Ide Menulis Bagi Guru 


Resume hari ke-1

Pada pertemuan yang pertama di Belajar Menulis gelombang 23 ini akhirnya saya memberanikan dan memaksakan diri untuk menulis resume dari materi yang telah dipaparkan oleh pemateri yaitu bapak Wijaya Kusuma, M.Pd yang akrab disapa Om Jay dan dipandu oleh moderator yang catik ibu Maesaroh. 

Kenapa saya mengatakan memberanikan dan memaksakan diri? 

Ya, karena di grup biasanya saya hanya berperan sebagai penyimak dan hampir tidak pernah berkomentar, kalau istilah saya pemeran netral yaitu pemeran yang hampir tahu segala aktifitas yang ada di dalam grup, tetapi hanya memilih diam. Wajar jika pak Muliadi, S.Pd M.Pd menjuluki saya pendiam, bahkan di dalam grup pun saya memilih diam saja dan lebih nyaman menyimak. Namun, sebenarnya saya orangnya ramai alias cerewet. Well, kali ini saya akan mencoba membuat resume dari apa yang dipaparkan oleh om Jay. 

Materi yang pertama yaitu tentang Ide Menulis Bagi Guru. Om Jay memaparkan bahwa ide itu ada dimana-mana. Semua ada di depan kita. Hanya saja kita belum terbiasa menulis. Padahal kita bisa eksis dan narsis karena menulis. 

Selanjutnya beliau menuliskan bahwa ide menulis bisa dimulai dari diri sendiri. Apa lagi kita sebagai guru, banyak ide di depan mata bermunculan. Bisa ide datang dari pengalaman mengajar yang menyenangkan atau bisa jadi dari murid-murid kita yang sudah sukses menjadi terkenal. Memang benar demikian, saya pun sering mendapatkan ide-ide dari murid-murid saya saat sedang berada di dalam kelas. 

Om Jay lalu mengajak untuk melihat sekeliling kami dan menanyakan siapa saja yang ada di depan kami? Nah, dari hal-hal itu kita bisa menjadikannya bahan tulisan bahkan menurut om Jay pengalaman pribadi pun bisa menjadi ide untuk menulis. 

Bagimana Cara Menulis Tanpa Ide? 

Saya pun tertegun. Bagaimana mungkin bisa menulis tanpa ide? Lalu om Jay melanjutkan pembahasannya bahwa cara menulis tanpa ide dengan cara menuliskan apa yang Anda rasakan, apa yang Anda lakukan, dan apa yang Anda inginkan. Menulis pada hakekatnya menyampaikan pesan itu kepada pembaca. Akhirnya saya paham, ternyata itu maksudnya. 

Selanjutnya, beliau memaparkan bahwa dalam menulis buatlah pembaca tertarik di awal alenia sehingga pembaca akan melanjutkan ke alenia berikutnya. Sejenak saya berpikir. Apakah alenia pertama tulisan saya ini sudah menarik? Emm semoga saja menarik. ngarep.com. 

Om Jay mengatakan, beliau menulis dengan memulai alenia pendahuluan. Bisa menyapa pembaca dan bisa juga langsung kepada pesan yang disampaikan. 

Setelah memaparkan bagaimana menulis tanpa ide. Om Jay melanjutkan materinya. Beliau menuliskan bahwa rata-rata guru Indonesia sekarang sudah sarjana S1. Oleh karena itu, kemampuan menulis guru Indonesia sebenarnya tidak diragukan lagi. Sebab sudah pernah menulis skripsi bahkan ada yang sudah menulis tesis dan disertasi. Nah, yang jadi masalah sebenarnya kurangnya latihan dan tidak sempat membaca tulisan orang lain, dengan kata lain malas membaca. Itulah banyak guru yang belum terampil menulis. 

Jadi intinya menulislah dan biarkan ide itu datang dengan sendirinya. Baca apa pun yang ada di sekitar kita. Kalau istilah saya, baca bisikan alam dan tuliskan apa pun yang ingin Anda tuliskan. 

Terakhir untuk menutup tulisan ini, mantra ajaib dari om Jay yang sering saya baca menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. 

Berani terima tantangannya? 

InsyaAllah. 

Tolitoli, 18 Januari 2022.

Cantik Itu Perlu, Tapi Sehat Itu Penting dengan Glazed Skin B Erl

    Siapa sih yang tidak  menginginkan kulit cantik? Tentu saja, semua orang menginginkan kulit cantik, baik itu laki-laki maupun perempuan,...